BOTANI KELAPA SAWIT
Asal dan Penyebaran
- Daerah asal: Afrika (African Oil Palm)
(Jenis yang dari Amerika Latin dinamakan Elaeis melanococa)
- Dibawa ke Indonesia (4 biji) tahun 1848 dari Pulau mauritius, ditanam di Kebun Raya Bogor, berumur 135 tahun.
- Tahun 1876, Sir Joseph Hooker menanam 700 bibit di Labuhan Deli, Sumatera Utara.
- Tahun 1911: Schadt (Jerman) membangun perkebunan di Tanah Ulu, Sumut; Hallet (Belgia) membangun perkebunan di Asahan Sumut dan S. Siput Aceh.
Taksonomi
Secara lengkap klasifikasi kelapa sawit adalah sebagai berikut :
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Pteropsida
Kelas : Angiospermae
Sub kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Cocoideae
Family : Palmae (Aracaceae)
Sub Family : Cocodeae
Genus : Elaeis
Species : Elaeis guineensis Jacq.
Menurut Hanry (1945), Elaeis berasal dari kata elaion, artinya minyak dalam bahasa Yunani, guineensis dari kata Guinea nama negara di pantai barat Afrika dan Jacq dari kata Jacquin nama botanist Amerika.
Kerabat:
+ Corozo oleifera/Elaeis melanococa : KS Amerika Latin
Bisa disilang dengan E. guineensis.
Akar
- Sistim perakaran serabut, membentuk anyaman tebal.
- Terdiri atas:
a. Akar primer: jumlah pada tanaman dewasa s.d. 10000 buah
d = 4 – 10 mm, p = mencapai 15 – 20 m
sebagian besar tumbuh horizontal pada kedalaman 20 – 60 cm
b. Akar sekunder: d = 2 – 4 mm, p =≈ 150 cm
Mengarah ke atas permukaan tanah/vertikal
c. Akar tertsier: d = 1 – 2 mm, p =≈ 10 - 15 cm, horizontal
d. Akar kuartener: d = 0.5 mm, p =≈ 2 cm, dekat permukaan tanah
- Akar kuartener bersama akar tersier membentuk lapisan anyaman tebal pada kedalaman ± 10 cm.
Batang
- Bulat/silinder, tidak bercabang, awalnya tertutup pelepah daun (4 th) jika dipangkas/ditunas terbentuk kaki daun berbentuk spiral. Sampai dengan umur 12 tahun batang masih tertutup oleh sisa pelepah yang ditunas, sehingga memberi kesan lebih besar.
- Ukuran batang bervariasi antara 30 cm – 60 cm tergantung kondisi lingkungan.
- Bertambah tinggi selama hidup, umur ekonomi 25 – 30 th = 10 – 11 m hingga 15 – 18 m, namun demikian kelapa sawit liar dapat mencapai 30 m tingginya.
- Batang antara lain berfungsi sebagai tempat penimbunan nutrisi tanaman kelapa sawit tersebut.
Daun
- Jumlah sekitar 40 – 56 pelepah (daun parapinate/majemuk ) yang mengandung 100 – 160 pasang anak daun (atau 250 – 400 helai anak daun); daun juvenil 40 – 50 daun.
- Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat. Pada tanah yang subur dan lengas tanah optimal, kuncup cepat membuka sehingga lebih cepat dan efektif mejalankan fungsinya sebagai tempat photosintesis.
- Tersusun spiral pada batang. Tempat pelepah tumbuh pada batang, tersusun menurut spiral dimana pelepah satu dengan lainnya terdapat susunan yang teratur yang dinamakan phylotaxis.
- Laju pembentukan ± 2 daun/bulan. Tanaman kelapa sawit yang tumbuh normal jumlah pelepahnya bervariasi antara 40 – 60 buah. Jumlah daun yang terbentuk kurang lebih 20 – 24 pelepah per tahun.
- Umur fungsional ± 2 th sejak membuka ; sejak inisiasi sampai mati ± 4 th. (Sejak terbentuk primordia sampai dengan spear (pelepah yang belum membuka) membutuhkan waktu 2 tahun, sampai dengan daun gugur secara alami kira-kira 5 – 6 tahun).
- Tangkai/pelepah berduri, panjang 5 – 7 m (atau 7 – 9 m).
- ILD/LAI : - kriteria penilaian kondisi kebun
- berhubungan dengan PBK (Produksi bahan kering) ILD optimum untuk
PBK belum tentu sama dengan ILD optimum untuk YIELD
Sampai ILD = 12, grafik PBK masih naik, ILD dengan YIELD optimum 6 - 8
Bunga
- Monoecius (berumah satu), jarang hermaphrodit
- Infloresence berbentuk mayang (spadix)
- Inflor dibentuk pada ketiak daun segera setelah diferensiasi pucuk batang
- Jenis bunga jantan dan betina ditentukan 9 bulan setelah inisiasi, ± 24 bln inflor menjadi bunga
- Bunga betina : ukuran besar, membuka dalam 3 hari, siap dibuahi 3-4 hari
Bunga jantan : ukuran kecil memanjang, menyerbuk dalam 5 hari
- Umumnya penyerbukan silang
Kelapa sawit mulai berbunga pada umur sekitar 2 tahun, tanaman ini termasuk berumah satu, artinya pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan betina. Namun sering dijumpai pula bunga hermaprodit. Sebelum bunga mekar, masih diselubungi seludang, sudah dapat dibedakan antara bunga jantan dan bunga betina. Bunga betina bertudung lebih bulat dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan bunga jantan. Seludang bunga pecah 15-30 hari sebelum reseptif (anthesis).
Meskipun dalam satu tanaman terdapat bunga betina dan bunga jantan namun muncul dan mekarnya tidak bersamaan, praktis tanaman kelapa sawit melaksanakan penyerbukan secara silang (cross polinated). Secara alami, penyerbukan dilakukan oleh serangga (enthomophili, terutama oleh Elaedobius camerunicus) dan angin (anemophili).
Bunga betina yang sudah mekar, dan dalam kondisi reseptif (masa subur) berlangsung antara 36 – 48 jam.
Perkembangan bunga betina terlihat dari perubahan warnanya. Pada hari pertama (sesudah mekar) berwarna putih, sedang pada hari kedua berwarna kuning gading, hari ketiga jingga dan hari keempat menjadi merah kehitam-hitaman. Selama periode tersebut bunga berbau harum dan mengeluarkan lendir yang dimaksud untuk menarik serangga penyerbuk.
Saat terbentuk primordia bunga sampai dengan penyerbukan membutuhkan waktu 33 bulan, sejak selesai penyerbukan sampai dengan buah masak membutuhkan waktu 5 – 6 bulan.
Seks Rasio
Seks rasio ialah angka perbandingan jumlah bunga betina dibagi total jumlah bunga. Makin tinggi angka rasio artinya jumlah bunga betina makin banyak. Seks rasio dipengaruhi oleh umur tanaman: pada tanaman menghasilkan yang masih muda, pada umumnya angka seks rasionya tinggi.
Faktor luar yang mempengaruhi terhadap seks rasio :
- Kondisi tajuk tanaman kelapa sawit
Kondisi tajuk yang lebat akan memperbesar seks rasio, gangguan terhadap kondisi tajuk yang menyebabkan leaf area indeks (LAI) turun, misalnya : over pruning (pangkasan berat), serangan hama, akan menurunkan angka seks rasio.
- Intensitas cahaya
Cahaya matahari yang berkurang akan menurunkan angka seks rasio.
- Status hara daun
Kemarau panjang akan mengurangi penyerapan hara tanah yang menyebabkan status nutrisi di dalam tanaman berada di bawah normal, hal ini menyebabkan angka seks rasio menurun.
Seks Diferensiasi
Pada saat terbentuk primordia bunga, jaringan yang terbentuk masih bersifat jaringan meristematis belum dapat ditentukan apakah bakal bunga betina atau bunga jantan. Pada tanaman dewasa diferensiasi seks terjadi selama periode 15 bulan, yaitu bulan ke-9 sampai dengan bln ke-24 setelah primordia bunga atau bulan ke-24 sampai dengan 29 sebelum anthesis (pada TM muda bulan ke- 16 sampai dengan 6 bulan sebelum anthesis). (Faktor luar yang berpengaruh lihat seks rasio).
Aborsi bunga
Aborsi bunga terjadi pada periode dimana pertumbuhan bunga sedang menunjukkan akselerasi yang tinggi, atau kira-kira selama periode 4 – 6 bulan sebelum anthesis. Pengamatan visual menunjukkan periode aborsi terjadi pada bunga berukuran 5 cm – 11 cm.
Diagram di bawah dapat membantu pengertian di atas.
Tanaman dewasa
Primordia sex determinasi aborsi anthesis
bunga
0 9 24 33 bulan
Tinggi rendahnya aborsi bunga berhubungan dengan kondisi lengas tanah. Terbatasnya penyerapan air oleh akar akan mempertinggi aborsi bunga.
Buah
- Buah batu (drupe), tidak bertangkai
- Terdiri : - Perikarp : - eksokarp atau epicarp: kuliat buah, licin dan keras
- mesokarp, daging buah: terdiri atas susunan serabut dan mengandung minyak → minyak sawit (CPO)
- Endokarp : - cangkang, tempurung: berwarna hitam dan keras
- biji/inti/kernel/endosperm: putih, mengandung minyak →minyak inti sawit (KPO)
- Lembaga (embrio)
- Masak 4,5 - 6 bulan setelah penyerbukan
Mentah : hujau/ungu (anthocyanin) → jingga/merah kekuningan (karoten)
- Bobot tandan berkisar 3 – 50 kg
- Jumlah biji setiap tandan bervariasi menurut umur tanamannya dan ukuran tandannya. Pada tandan yang besar kira-kira tersusun dari 1.600 biji/buah.
- Ukuran dan bentuk buah/brondolan beragam, tergantung posisi dalam tandan, berat per biji antara 20 – 30 gram.
- Jenis berdasarkan :
Ketebalan kulit biji : - Pisifera : tanpa kulit biji
(% terhadap buah: daging = 60%, inti = 3 – 15%, cangkang = 3 – 20%)
- Dura : tebal 2 – 8 mm
(% terhadap buah: daging = 20 – 65%, inti = 4 – 20%, cangkang = 20 – 50%)
- Tenera = DxP, tebal 0.5 – 0.8 mm
Warna buah :
- Nigrescens : Buah muda berwarna ungu sampai hitam, setelah masak
berwarna merah jingga kehitaman (tanaman komersil)
- Virescens : Buah muda berwarna hijau, buah yang telah masak
berwarna jingga kemerahan.
- Albescens : Buah muda berwarna keputihan, setelah masak berwarna
Kekuningan.
- Proporsi dari TBS (Tandan Buah Segar) :
- Brondolan (60-65%): - perikarp (54%)
- cangkang/shell (32%)
- inti/kernel (14%)
- Tandan kosong / bench (35-40%)
- Proses pematangan buah dipengaruhi oleh keadaan iklim setempat. Cuaca yang kering memperlambat proses pematangan buah.
- Pemuliaan bertujuan :
- meningkatkan hasdil dan mutu minyak /ha/th
- memperlambat pertambahan tinggi tanaman – umur ekonomi
- ketahanan terhadap hama penyakit, dll
- Hasil minyak/ha/th = Jumlah pohon/ha x jml tandan buah/ha/th x rataan bobot tandan x nisbah buah/tandan x nisbah mesokarp/buah x nisbah minyak/mesokarp
Daun, buah, batang dan akar |
Gambar 3.1. Perakaran kelapa sawit
Gambar 3.2. Batang kelapa sawit
Gambar 3.3. Daun kelapa sawit
Gambar 3.4. Phylotaxis kelapa sawit
Gambar 3.5. Bunga kelapa sawit (Kiri: bunga betina; Kanan: Bunga jantan)
Gambar 3.6. Penampang membujur buah/brondolan kelapa sawit
Gambar 3.7. Penampang membujur buah/brondolan kelapa sawit
MORFOLOGI
Kelapa sawit tumbuh tegak lurus dan dapat mencapai ketinggian 15 – 20 meter. Tanaman kelapa sawit yang berkembang dari biji didahului dengan perkembangan biji dan selanjutnya tumbuh menjadi tanaman.
Biji adalah bagian dari buah kelapa sawit, setelah bagian luarnya (mesokarp) yang mengandung minyak dibuang.
Buah (gambar 1.3.1.) terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
1. Epicarp : kulit buah licin dan keras
2. Mesokarp : daging buah yang terdiri dari susunan serabut (fibre) dan mengandung
minyak.
3. Endocarp : cangkang/kulit biji berupa tempurung berwarna hitam keras.
4. Endosperm : Kernel/inti, daging biji berwarna putih mengandung minyak.
5. Embryo : Lembaga
Biji sawit terdiri dari shell (endocarp) dan kernel (ganbar 1.3.1.). Pada shell terdapat serat-serat yang menempel dengan arah memanjang. Di dalam biji terdapat 3 germpore. Jumlah gerkpore yang berfungsi tergantung kepada jumlah kernel yang berkembang. Dalam setiap germpore terdapat tutup berupa serat, yang menempel di bagian dalam permukaan shell.
Embryo biji kelapa sawit dan cotyledone tidak akan terangkat ke atas sebagai bagian tanaman hijau, yang akan berfungsi untuk fotosintesa. Sebagai gantinya, ujung cotyledone membesar membentuk haustorium, yang akan berfungsi untuk menunjang pertumbuhan tanaman muda sampai berminggu-minggu setelah berkecambah.
Bentuk embryo lurus, dengan panjang ± 3 mm. Ujung embryo dan germpore dipisahkan oleh lapisan operculum. Lapisan ini terdiri dari lapisan endosperm yang tipis dan menyatukan pangkal serat membentuk tutup germpore terdorong keluar secara bersama dari biji.
Bagian embryo yang keluar dari cotyledone membentuk sebuah tonjolan disebut Petiola. Ke arah atas petiola membentuk plumula dan ke bawah membentuk radikula. Plumula dan radikula tumbuh dalam bentuk silindris. Haustorium tetap berada di dalam biji. Karena akar dan batang belum berfungsi, persediaan makanan masih tetap diambil dari daging biji. Jika lembaga (kecambah) ini terputus dari daging biji kecambah akan menjadi layu dan mati. Sewaktu memindahkan kecambah ke dalam bibitan (pre nursery) kecambah ini tidak boleh putus dari bijinya.
AKAR
Tanaman kelapa sawit memiliki sistem perakaran serabut, yang bentuknya seperti anyaman tebal. Akar primer keluar dari dasar batang dalam jumlah sangat banyak dan diproduksi terus menerus selama pertumbuhan.
Akar pertama yang muncul dari biji sesudah berkecambah ialah radikula. Panjangnya dapat mencapai 15 cm dan mampu bertahan sampai enam bulan. Dari radikula akan muncul akar lain yang demikian masih perlu dibantu dari cadangan makanan yang ada pada endosperm.
Fungsi akar selanjutnya diambil alih oleh akar primer yang keluar dari bagian batang bawah